Selasa, 12 Oktober 2010

KELAK KALAU SUDAH KAYA, AKU INGIN JADI GURU MENGGAMBAR DI KAMPUNG..

Menapak dari riuh rendahnya
industri film & iklan Indonesia
1980 - 1990



Sutradara dan Penata Produksi anggota Karyawan Film dan Televisi Indonesia (KFT) ini mengawali karir sebagai penata Artistik film bioskop, diantaranya; Bukan Sandiwara(1981), R.A. Kartini (1982). Bersama Sutradara Syuman Jaya. Wolter Mongisidi (1983). Bersama Franky Rorimpandey dan Catatan Si Boy (1984) bersama Nasri Chepi. Sebuah pengalaman mahal bukan saja karena mendampingi sutradara-sutradara kelas satu dengan subyektifitas sangat dominan dalam menghasilkan karya mereka, teknologi seluloid yang digunakan dimasa itu menuntut kesiapan awak produksi dalam menjalani masing-masing profesi.

Sejak 1984 mengkhususkan diri sebagai Production Designer, menghasilkan diantaranya : Cinta Dibalik Noda, Serpihan Mutiara Retak, Bibir-bibir bergincu, Kiung Cinta, Pengantin Pantai Biru, Jaka Geledek dll.

Tahun 1986 bergabung dengan Fortune Advertising sebagai Film Director, menghasilkan diantaranya film Iklan: KB Lingkaran Biru, Sampurna A, Bank Surya, Tabungan Danamas dll.

 
proses syuting 'Public Service Anouncement' Dirjen Pajak dan Departemen Kesehatan RI

Dua Film Televisi yang ia biayai sendiri yang merupakan gabungan antara panggung wayang golek dengan digital animasi berjudul Ekalaya dan Bambang Sumantri hingga kini masih terbengkelai karena tak mampu menghadapi amukan berbagai film kartun impor yang membabi buta, kuat secara permodalan hingga menggelapkan mata para pengelola  usaha broadcast, tak menyurutkan hasratnya untuk tetap memproduksi film dengan muatan budaya tradisi. Berkolaborasi dengan Production House Sangkekala Dan Lintang Pemandu Indotama memproduksi film dengan muatan tradisi, Diantaranya, Lara Gendis (Sinetron) : Sarokah (TV play) dan Full Moon Sensation ( Docutaintment) sebagai Sutradara.


Kolaborasi Panggung wayang golek dengan animasi digital. Sebuah kerja besar yang tetap tidak mampu melawan arus besar masuknya film kartun impor disebabkan tiadanya modal yang memadai
Sejak kecil ia dibesarkan oleh kakeknya Raden Salam Boenawas seorang pemain orkes dan penyanyi stambul, penulis naskah sandiwara dan pembuat wayang kulit. Beliaulah yang telah begitu banyak menurukan bakat seni padanya, membuat semua itu sangat mewarnai kehidupan berkeseniannya selama ini. Ia bisa ‘kesurupan’ jika bicara soal wayang, kemudian ia hamburkan keresahan hatinya pada buku kajian rupa wayang setebal 1200 halaman : Rupa & Karakter Wayang Purwa buku yang membanggakan Indonesia di pameran buku internasional Frankfurt Buchemesse - germany 6-10 Oktober 2010.

4 komentar:

  1. wuiiiihhh........ mangkin yahuuudd cepat sekali kandaa..

    BalasHapus
  2. wuih... wis layak di pamerken kiyeh...

    te oo pp lah

    BalasHapus
  3. Terima kasih dukungan sahabat semua

    BalasHapus
  4. SEBUAH PROSES YANG TIDAK RINGAN DAN MEMERLUKAN WAKTU YANG PANJANG SEBAGAI SEBUAH WUJUD KONSISTENSI DALAM MENUANGKAN APA YANG BERGOLAK DIKEPALA DAN DIHATINYA,... ITU MENJADIKAN KEKUATAN SEKERAS BAJA HINGGA BISA MEMILIKI KEMAMPUAN UNTUK MELAHIRKAN KARYA-KARYA BESAR SEBAGAI MANIFESTASI DARI JEJAK KREATIF HERU S SUDJARWO.

    BalasHapus